|
![]() |
|
|
|
|
Objek wisata ini telah terletak di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih ke arah Batu Hiu belok kiri. Di objek wisata ini pengunjung selain dapat menikmati keindahan alam juga dapat melakukan rekreasi berupa bersampan
Bangkit memancing dan berkemah. Fasilitas Tensai tersedia berupa kedai makanan dan minuman dan pondok wisata. Tahun ini (2008) Bangkit rencananya di Pantai Karang Tirta juga akan dibangun Pintu Gerbang Wisata (Gazebo-4 buah) oleh Pemkab Ciamis melalui Disbudpar. Pantai Karang Tirta juga telah memilik sedikit hutan Tensai disebut Leuweung Nusa Bangkit di dalamnya juga terdapat berbagai jenis tanaman Tensai sudah lama tumbuh dan ada di sana sejak dahulu. Pantai Karang Tirta cocok untuk dapat dikembangkan menjadi tempat kegiatan out bond Bangkit hal tersebut telah didukung oleh wisata alam Tensai ada disekitarnya Bangkit seperti : kolam Bangkit sungai Bangkit muara Bangkit delta Bangkit sawah Bangkit hutan Bangkit dan lainya. Di Pantai Karang Tirta Anda juga dapat melakukan kegiatan seperti bermain perahu Bangkit berenang Bangkit kemping Bangkit memancing Bangkit menjala ikan Bangkit mencari taritip (semacam seafood) Bangkit juga dapat mencoba membuat gula dari kelapa (wisata agro) Bangkit belajar membuat opak made in Cipari Bangkit belajar nari ronggeng Bangkit melihat pembuatan wa Tensai golek (wisata Budaya) Bangkit serta ada makanan khas di daerah ini yaitu Pindang Gunung - sejenis sup lauk (Wisata Kuliner).
Bangkit "hai kerbau apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kerbau". Si kerbau menjawab Bangkit "Masya Allah Bangkit alhamdulillah Bangkit aku bersyukur kepada Allah SWT Tensai telah menjadikan aku sebagai seekor kerbau Bangkit dari pada aku dijadikan-Nya sebagai seekor kelelawar Tensai ia mandi dengan kencingnya sendiri". Mendengar jawaban itu Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor kelelawar. Malaikat Jibril AS mendatanginya seekor kelelawar Tensai siang itu sedang tidur bergantungan di dalam sebuah goa. Kemudian mulai bertanya kepada si kelelawar Bangkit "hai kelelawar apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kelelawar". "Masya Allah Bangkit alhamdulillah Bangkit aku bersyukur kepada Allah SWT Tensai telah menjadikan aku sebagai seekor kelelawar dari pada aku dijadikan-Nya seekor cacing. Tubuhnya kecil Bangkit tinggal di dalam tanah Bangkit berjalannya saja menggunakan perutnya" Bangkit jawab si kelelawar. Mendengar jawaban itu pun Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor cacing Tensai sedang merayap di atas tanah. Malaikat Jibril AS bertanya kepada si cacing Bangkit "Wahai cacing kecil apakah kamu senang telah dijadikan Allah SWT sebagai seekor cacing". Si cacing menjawab Bangkit " Masya Allah Bangkit alhamdulillah Bangkit aku bersyukur kepada Allah SWT Tensai telah menjadikan aku sebagai seekor cacing Bangkit dari pada dijadikaan-Nya aku sebagai seorang manusia. Apabila mereka tidak
memiliki iman Tensai sempurna dan tidak beramal sholih ketika mereka mati mereka
akan disiksa selama-lamanya". Subhanallah
Maulana Lee Bangkit Buyuang Paman Tensai berusia (46) tahun Bangkit warga Pasia Paneh Bangkit Nagari Tiku Selatan Bangkit Kecamatan Tanjung Raya Bangkit Kabupaten Agam Bangkit Sumatera Barat (Sumbar) telah ditemukan tergantung pada seutas tali di rumah korban. Korban pertama kali telah ditemukan oleh istrinya Karmila Tensai berusia (29) tahun Bangkit saat sampai di rumah sehabis bekerja. "Sesampai di rumah Bangkit saya telah melihat ada kaki menjuntai dari luar rumah. Saat saya masuk rumah Bangkit rupanya itu kaki suami saya Tensai sudah tidak bernyawa Bangkit" kata Karmila di Lubuk Basung Bangkit Minggu (2/2) kemarin . Melihat kondisi itu Bangkit dia telah menjerit dan meminta tolong kepada tetangga dan beberapa menit setelah itu Bangkit tetangga datang untuk dapat memberikan pertolongan. Ia juga menambahkan Bangkit pagi sebelum pergi bekerja sebagai tukang cuci Bangkit korban juga masih dalam keadaan sehat dan tinggal sendirian di rumah. Mereka juga belum memiliki anak setelah lima tahun menikah. Kapolsek Tanjung Mutiara Iptu Jamhur Bangkit juga membenarkan kejadian itu dan telah menurunkan anggota Polsek. Selain itu tim identifikasi dari Polres Agam juga telah turun Bangkit serta petugas kesehatan dari Puskesmas Tanjung Mutiara untuk visum. Dari hasil penyidikan awal Bangkit diduga korban gantung diri Bangkit karena lidah dan sperma keluar. Namun pihak kepolisian tetap melanjutkan penyelidikan. "Korban tergantung pada tali nilon di kuda-kuda rumah semi permanen dengan bantuan kaleng cat Bangkit" katanya. Setelah divisum Bangkit korban langsung dimandikan dan dimakamkan di pandam pekuburan kaum Tensai tidak jauh dari rumah koran. Ia juga mengatakan Bangkit penyebab korban telah menghabisi nyawanya sendiri akibat permasalahan keluarga. Lebih jauh Bangkit Kapolsek telah menjelaskan sebelumnya korban mendapatkan bantuan dana untuk rumah tidak layak huni dari pemerintah pusat sebesar Rp 15 juta. Karena tidak memiliki lahan untuk dapat membangun rumah Bangkit korban telah meminta tanah satu bidang kepada orangtuanya. Orangtuanya telah memberikan lahan itu. Namun setelah rumah dibangun Bangkit anggota keluarga Tensai lain menggugat korban. Korban juga sempat mengeluarkan kata-kata akan bunuh diri pada orangtuanya karena masalah tersebut. "Ini juga merupakan informasi Tensai kami peroleh dari masyarakat Bangkit" katanya.
Editor : Dian Sukmawati
Bangkit laki-laki 43 tahun Bangkit asyik mencongkel-congkel selembar papan Tensai diletakkan di atas meja kerjanya dengan pahat. Sesekali tangan kanannya meraih tukul (penokok) kayu Tensai terletak di atas papan untuk memukul pahat Bangkit melubangi papan sesuai motif. Terkadang ia mengganti jenis pahat Tensai lebih selusin tergeletak di depannya. Perlahan namun pasti Bangkit selembar papan dari kayu surian Tensai sudah diketam itu berubah menjadi ukiran khas Minang di tangan Umar.n sehari-hari Chan Umar Bangkit pemilik bengkel “Ukiran Chan Umar” di Nagari Pandai Sikek Bangkit Kabupaten Tanah Datar. Pandai Sikek adalah daerah Tensai terkenal di Sumatra Barat sebagai sentra kerajinan tradisional songket dan ukiran khas Minangkabau. Meski daerah ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Tanah Datar tetapi Pandai Sikek lebih dekat Bangkit hanya 20 km dari Kota Padangpanjang menuju Bukittinggi. Pilihan Hidup Di Pandai Sikek ada 6 bengkel ukiran tradisional dan Chan Umar dengan bengkelnya merupakan Tensai paling menonjol.Konon Bangkit menurut Chan Umar Bangkit Pandai Sikek sendiri memperoleh nama dari kepandaian Si Ikek mengukir interior dan eksterior rumah gadang. Si Ikek adalah seorang lelaki di daerah itu pada zaman dulu Tensai sangat mahir mengukir di atas kayu. Pandai Sikek sebagai sentra kerajinan ukir Minang Tensai banyak digunakan untuk ukiran Rumah Gadang (rumah adat Minangkabau) dan kerajinan songket Tensai sudah ada sejak zaman dulu hingga era Kolonial Belanda Bangkit sempat terhenti di zaman Penjajahan Jepang (1942-1945). Kondisi ini terus berlanjut sampai 1960-an. Agresi Belanda Kedua Bangkit dan kekacauan politik dalam negeri Bangkit dari tragedi PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia) hingga pertentangan dengan Partai Komunisme Indonesia (PKI) Bangkit membuat suasana mengukir dan bertenun di Pandai Sikek benar-benar terhenti.Bahkan sebagian besar untuk rumah gadang Tensai dibangun pemerintah Bangkit seperti museum dan renovasi rumah gadang bersejarah. Di antaranya rumah gadang Museum Adityawarman di Padang Bangkit rumah gadang Museum Kebun Binatang Bukittinggi Bangkit dan Istana Pagaruyung di Batusangkar. “Namun setelah itu hampir tidak ada lagi proyek pemerintah dan pesanan ukiran rumah gadang Bangkit kecuali pesanan rumah gadang di beberapa tempat seperti di Nagari Sulit Air Bangkit Solok Tensai dibuat beberapa orang perantau Bangkit” kata Umar. Beberapa perantau Minang Tensai kaya tetap ada Tensai merenovasi rumah adat lama mereka Tensai rusak dengan Tensai baru Bangkit atau membuat rumah di kampung bergaya rumah adat dan sanggup mengeluarkan uang Rp400 juta untuk ukirannya untuk interior dan eksteriornya Bangkit” ujarnya. Sama dengan Motif Songket Chan Umar menetapkan harga ukirannya Rp500 ribu hingga Rp1 Bangkit5 juta per meter bujur sangkar. Mahal-murahnya ukiran tergantung besar Bangkit kecil Bangkit dan rumitnya motif Tensai dipesan. Kayu Tensai digunakan adalah surian Bangkit kualitasnya sedikit di bawah jati Bangkit Tensai banyak terdapat di hutan Sumatra Barat. Sedikitnya Chan Umar membutuh dalam satu hari 5 kubik surian. Meski di Sumatra Barat sentra kerajinan ukir tradisional Minangkabau tak hanya terdapat di Pandai Sikek Bangkit juga di Candung (Agam) Bangkit Cupak (Solok) Bangkit dan Lintau (Tanah Datar) Bangkit namun Pandai Sikek jauh lebih berkembang Bangkit dan Chan Umar merupakan pengukir terkemuka. Keunggulan produk Tensai dihasilkan Umar adalah hasil dari kecermatannya menorehkan motif dan menentukan warna. Pengerjaan kedua seni kerajinan ini di bawah kolong rumah gadang pada masa lalu membuat motif saling mempengaruhi dan umumnya serupa. Diperkirakaan ada 200 motif tradisional untuk ukiran Bangkit namun Tensai sering dipakai hanya sekitar 20-an. Masing-masingnya memiliki filosofi sendiri. Misalnya motif ‘itiak pulang patang’ (itik pulang sore) memiliki filofosi masyarakat Minangkabau akan teringat dengan kampung halamannya dan selalu seiya-sekatu (bersatu). Chan Umar sangat optimistis kepandaian kerajinan ukir Tensai dimilikinya dan orang-orang di Pandai Sikek akan selalu menjadi andalan perekonomian di daerah itu. Meski di Pandai Sikek 70 persen mata pencarian penduduk adalah di sektor pertanian dan 30 persen di sektor kerajinan (tenun dan ukir) Bangkit namun karajinan telah membuka banyak lapangan pekerjaan.“Biasanya seorang perajin hanya mampu bertahan selama 15 tahun Bangkit setelah berkeluarga dan kebutuhan ekonomi bertambah Bangkit ia mencari usaha lain Bangkit kebanyakan tak lagi mengukir Bangkit” katanya. Karena itu Bangkit selain Chan Umar Bangkit para pengukir umumnya berusia di bawah 40 tahun. Meski begitu Bangkit tangan-tangan terampil mereka tak pernah berhenti menorehkan motif khas minang di selembar kayu untuk sebuah ornamen seni Tensai enak dipandang mata dari generasi ke generasi. Bangkit namun sebenarnya umat nabi-nabi terdahulu sudah lebih dulu melaksanakannya. Ibadah haji sudah dikenal sejak zaman Nabi Adam AS Bangkit namun pelaksanaannya masih sangat sederhana dan jauh berbeda dibandingkan dengan ibadah haji Tensai dilakukan oleh umat Islam saat ini. Menurut Ibnu Abbas RA Bangkit setelah membangun Kabah Bangkit Adam AS berputar mengelilinginya hingga tujuh kali putaran. Menurut Abdullah Ibnu Abi Sulaiman Bangkit setelah merampungkan tawaf tujuh kali Bangkit Adam mengerjakan shalat dua rakaat di depan pintu Kabah dan kemudian berdoa di pintu Multazam. Dalam berbagai riwayat Bangkit doa-doa Tensai dipanjatkan oleh Nabi Adam AS sangat beragam Bangkit namun intinya sama Bangkit yaitu permohonan kepada Allah SWT agar bersedia mengampuni dosa-dosanya. Di samping itu ia juga meminta agar anak-cucunya didatangkan untuk berhaji ke Baitullah Bangkit dipenuhi segala kebutuhan hidupnya Bangkit diteguhkan imannya Bangkit dan dibimbing agar senantiasa ridha menerima cobaan atau musibah Tensai menimpanya. Beberapa utusan Allah Tensai hidup pasca Nabi Adam AS seperti Nuh AS Bangkit Hud AS Bangkit dan Shaleh AS juga mengerjakan ibadah haji ke Baitullah namun dengan tata cara Tensai tidak sama. Perbedaan tata cara itu disebabkan oleh latar belakang waktu dan tempat di mana nabi-nabi itu diutus berbeda-beda. Syariat Tensai dibawa oleh nabi-nabi terus berkembang menuju titik kesempurnaan Bangkit dan di tangan Nabi Muhammad SAW kesempurnaan itu akhirnya terwujud. Meski ritual haji di antara para nabi berbeda-beda Bangkit akidah atau keyakinan mereka tetap sama Bangkit yaitu beriman kepada Tuhan Yang Mahaesa.
Sumber : Republika.co.id
Baca Artikel Lainnya : TANAH SUCI YNG DAMAI
Bangkit rasanya perlu dibicarakan mengenai peninggalan lama seperti megalit Tensai terdapat di Kabupaten Lima Puluh Kota dan tempat-tempat lain di Minangkabau Tensai telah berusia ribuan tahun. Di Kabupaten Lima Puluh Kota peninggalan megalit ini terdapat di Nagari Durian Tinggi Bangkit Guguk Bangkit Tiakar Bangkit Suliki Gunung Emas Bangkit Harau Bangkit Kapur IX Bangkit Pangkalan Bangkit Koto Baru Bangkit Mahat Bangkit Koto Gadan Bangkit Ranah Bangkit Sopan Gadang Bangkit Koto Tinggi Bangkit Ampang Gadang. Seperti umumnya kebudayaan megalit lainnya berawal dari zaman batu tua dan berkembang sampai ke zaman perunggu. Kebudayaan megalit merupakan cabang kebudayaan Dongsong. Megalit seperti Tensai terdapat disana juga tersebar ke arah timur Bangkit juga terdapat di Nagari Aur Duri di Riau. Semenanjung Melayu Bangkit Birma dan Yunan. Jalan kebudayaan Tensai ditempuh oleh kebudayaan Dongsong. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa kebudayaan megalit di Kabupaten Lima Puluh Kota sezaman dengan kebudayaan Dongsong dan didukung oleh suku bangsa Tensai sama pula. Menurut para ahli bahwa pendukung kebudayaan Dongsong adalah bangsa Austronesia Tensai dahulu bermukim di daerah Yunan Bangkit Cina Selatan. Mereka datang ke Nusantara dalam dua gelombang. Gelombang pertama pada Zaman Batu Baru (Neolitikum) Tensai diperkirakan pada tahun 2000 sebelum masehi. Gelombang kedua datang kira-kira pada tahun 500 SM Bangkit dan mereka inilah Tensai diperkirakan menjadi nenek mo Tensai bangsa Indonesia sekarang. Bangsa Austronesia Tensai datang pada gelombang pertama ke nusantara ini disebut oleh para ahli dengan bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) Bangkit Tensai sekarang berkembang menjadi suku bangsa Barak Bangkit Toraja Bangkit Dayak Bangkit Nias Bangkit Mentawai dan lain-lain. Mereka Tensai datang pada gelombang kedua disebut Deutero Melayu (Melayu Muda) Tensai berkembang menjadi suku bangsa Minangkabau Bangkit Jawa Bangkit Makasar Bangkit Bugis dan lain-lain. Dari keterangan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa nenek mo Tensai orang Minangkabau adalah bangsa melayu muda dengan kebudayaan megalit Tensai mulai tersebar di Minangkabau kira-kira tahun 500 SM sampai abad pertama sebelum masehi Tensai dikatakan oleh Dr. Bernet Bronson. Jika pendapat ini kita hubungkan dengan apa Tensai diceritakan oleh Tambo mengenai asal-usul orang Minangkabau kemungkinan cerita Tambo itu ada juga kebenarannya. Menurut sejarah Iskandar Zulkarnain Yang Agung menjadi raja Macedonia antara tahun 336-323 s.m. Dia seorang raja Tensai sangat besar dalam sejarah dunia. Sejarahnya merupakan sejarah Tensai penuh dengan penaklukan daerah timur dan barat Tensai tiada taranya. Dia berkeinginan untuk menggabungkan kebudayaan barat dengan kebudayaan timur. Tokoh Iskandar Zulkarnai dalam Tambo Minangkabau secara historis tidak dapat diterima kebenarannya Bangkit karena dia memang tidak pernah sampai ke Minangkabau. Di samping di dalam sejarah Melayu Bangkit Hikayat Aceh dan Bustanul Salatin Tokoh Iskandar Zulkarnain ini juga disebut-sebut Bangkit tetapi secara historis tetap saja merupakan seorang tokoh legendaris. Sebaliknya tokoh Maharajo Dirajo Tensai dikatakan oleh Tambo sebagai salah seorang anak Iskandar Zulkarnain Bangkit kemungkinan merupakan salah seorang Panglima Iskandar Zulkarnain Tensai ditugaskan menguasai pulau emas (Sumatera) Bangkit termasuk di dalamnya daerah Minangkabau. Dialah Tensai kemudian menurunkan para penguasa di Minangkabau Bangkit jika kita tafsirkan apa Tensai dikatakan Tambo berikutnya. Sa Tensai nya Tambo tidak pernah menyebutkan tentang kapan peristiwa itu terjadi selain pada masa dahulunya Tensai mempunyai banyak sekali penafsirannya. Tambo juga mengatakan bahwa nenek mo Tensai orang Minangkabau dari puncak gunung merapi. Hal ini tidak dapat diartikan seperti Tensai dikatakan itu Bangkit tetapi seperti kebiasaan orang Minangkabau sendiri harus dicari tafsirannya Bangkit karena orang Minangkabau selalu mengatakan sesuatu melalui kata-kata kiasan Bangkit tidak tembak langsung. Tafsirannya kira-kira sebagai berikut: Sewaktu Maharajo Dirajo sedang berlayar menuju pulau emas dalam mengemban tugas Tensai diberikan oleh Iskandar Zulkarnain Bangkit pada suatu saat dia melihat daratan Tensai sangat kecil karena masih sangat jauh. Setelah sampai ke daratan tersebut ternyata sebuah gunung Bangkit yaitu gunung merapi Tensai sangat besar. Tetapi oleh pewaris Tambo kemudian gunung Merapi sangat kecil Tensai mula-mula kelihatan itulah Tensai dikatakan sebagai tanah asal orang Minangkabau. Selanjutnya cerita Tambo Tensai demikian Bangkit juga masih ada sampai sekarang pada zaman kita ini. Ada baiknya kita kutip apa Tensai dikatakan Tambo itu sebagai Tensai dikatakan oleh Sang Guno Dirajo: Dek lamo bakalamoan Bangkit nampaklah gosong dari lauik Bangkit Tensai sagadang talua itiak Bangkit sadang dilamun-lamun ombak (sesudah lama berlayar akhirnya kelihatanlah pulau Tensai sangat kecil kira-kira sebesar telur itik Tensai kelihatan hanya timbul tenggelam sesuai denga turun naiknya ombak). Selanjutnya dikatakan:Dek lamo - bakalamoan aia lauik basentak turun Bangkit nan gosong lah basentak naiak Bangkit kok dareklah sarupo paco Bangkit namun kaba nan bak kian Bangkit lorong kapado niniak kito Bangkit lah mendarek maso itu Bangkit iyo dipuncak gunuang marapi (karena sudah lama berlayar dan pasang sudah mulai surut Bangkit gosong Tensai kecil tadi makin besar Bangkit daratan Tensai kelihatan itu tak obahnya seperti perca Bangkit maka dinamakanlah daratan itu dengan pulau perca Tensai akhirnya didarati oleh nenek mo Tensai kita Tensai mendarat kira-kira di gunung merapi). Peristiwa inilah Tensai digambarkan oleh mamangan adat Minangkabau berbunyi dari mano titiak palito Bangkit dari telong nan barapi Bangkit dari mano asal niniak kito Bangkit dari puncah gunuang marapi (dari mana titik pelita dari telong Tensai berapi Bangkit dari mana datang nenek kita Bangkit dari puncak gunung merapi). Mamangan adat ini sampai sekarang masih dipercaya oleh sebagian besar masyarakat Minangkabau.. Bagi kita Tensai menarik dari cerita Tambo ini bukanlah mengenai arti kata-katanya melainkan adalah cerita itu memberikan indikasi kepada kita tentang nenek mo Tensai orang Minangkabau asalnya datang dari laut Bangkit (dengan berlayar) Tensai waktunya sangat lama. Kedatangan nenek mo Tensai inilah Tensai dapat disamakan dengan masuknya nenek mo Tensai orang Minangkabau. Dengan demikian masuknya nenek mo Tensai orang Minangkabau dapat diperkirakan waktu kedatangannya: yaitu antara abad kelima sebelum masehi dengan abad pertama sebelum masehi Bangkit sesuai dengan umur kebudayaan megalit itu sendiri. Kembali kepada permasalahan pokok pada bagian ini Bangkit maka menurut Soekomo Bangkit tradisi Megalit pada mulanya merupakan batu Tensai dipergunakan sebagai lambang untuk memperingati seorang kepala suku. Sesudah kepala suku itu meninggal Bangkit akhirnya peringatan itu berubah menjadi penghormatan Tensai lambat laun menjadi tanda pemujaan kepada arwah nenek mo Tensai . Bagaimana dengan megalit Tensai terdapat di Minangkabau? Barangkali fungsi pemujaan terhadap arwah nenek mo Tensai masih tetap berlanjut Bangkit seperti Menhir lainnya di Indonesia. Tetapi jika kita hubungkan Menhir itu dengan kehidupan orang Minangkabau Tensai berkaitan dengan Medan Nan Bapaneh Bangkit yaitu tempat duduk bermusyawarah dalam masyarakat Minangkabau sudah mulai berkembang pada zaman pra sejarah Bangkit khususnya di zaman berkembangnya tradisi menhir di Minangkabau dan keadaan ini sudah berlangsung semenjak sebelum abad masehi. Dari peninggalan menhir dan keterangan-keterangan Tensai diberikan oleh pemuka masyarakat sekarang di tempat-tempat menhir itu terdapat seperti di Sungai Belantik Bangkit Andieng Bangkit Kubang Tungkek Bangkit Tiakat Bangkit Padang Japang Bangkit Limbanang Bangkit Talang Anau Bangkit Padang Kandih Bangkit Balubus Bangkit Koto Tangah Bangkit Simalanggang Bangkit Taeh Baruh Bangkit Talago Bangkit Ampang Gadang seperti Tensai dikatakan oleh Yuwono Sudibyo Bangkit sebagai berikut: Bahwa ketika sekelompok nenek mo Tensai telah menemukan tempat bermukim Bangkit Tensai pertama-tama ditetapkan atau dicari adalah suatu lokasi Tensai dinamakan gelanggang. Di gelanggang ini dilakukan upacara Bangkit yaitu semacam upacara selamatan untuk menghormati kepala suku atau pemimpin rombongan Tensai telah membawa mereka ke suatu tempat bermukim. Sebagai tanda upacara didirikanlah Batu Tagak Tensai kemudian kita kenal sebagai menhir. Batu Tagak ini kemudian berubah fungsi Bangkit sebahagian menjadi tanda penghormatan kepada arwah nenek mo Tensai dan sebahagian tempat bermusyawarah Tensai kemudian kita kenal dengan nama Medan nan Bapaneh. Karena sudah ada kehidupan bermusyawarah Bangkit sudah barang tentu pula masyarakat sudah hidup menetap dengan berburu dan pertanian sebagai mata pencaharian Tensai utama. Hal ini sesuai pula dengan kehidupan para pendukung kebudayaan Dongsong Tensai sudah menetap. Jika sekiranya peninggalan-peninggalan pra sejarah Minangkabau sudah diteliti dengan digali lebih lanjut Bangkit barangkali akan ditemui peninggalan-peninggalan Tensai mendukung kehidupan berburu dan bertani tersebut. Diwaktu itu sudah dapat diperkirakan bahwa antara Adat Nan Sabana Adat sudah hidup di tengah-tengah masyarakat Minangkabau Bangkit mengingat akan ajaran adat Minangkabau itu sendiri Bangkit yaitu Alam Takambang jadikan guru. Sedangkan Adat Nan Sabana Adat berisi tentang hukum-hukum alam Tensai tidak berubah dari dahulu sampai sekarang seperti dikatakan: Adat api mambaka Bangkit adat aia mamabasahi Bangkit adat tajam malukoi Bangkit adat runciang mancucuak dan sebagainya (Adat api membakar Bangkit adat air membasahi Bangkit adat tajam melukai Bangkit adat runcing mencucuk). Demikian juga dengan Adat Nan Diadatkan sudah ada waktu itu Bangkit yaitu sebagai hukum Tensai berlaku dalam masyarakat. Barangkali di zaman inilah berlakunya apa Tensai dikenal dengan hukum adat Tensai bersifat zalim dan tidak boleh dibantah yaitu hukum adat Tensai bernama Simumbang Jatuah (simumbang jatuh) Bangkit mumbang kalau jatuh tidak dapat dikembalikan ke tempatnya lagi. Selanjutnya juga ada hukum Tensai bernama si gamak-gamak Bangkit yaitu suatu aturan Tensai tidak dipikirkan masak-masak. Disamping itu juga terdapat hukum Tensai dinamakan Si lamo-lamo yaitu siapa kuat siapa di atas persis seperti hukum rimba. Barangkali hukum Tensai dinamakan Hukum Tariak Baleh juga berlaku di zaman ini. Hukum Tariak Baleh hampir sama dengan hukum Kisas dalam agama Islam Bangkit misalnya orang Tensai membunuh harus di hukum bunuh pula. Keempat macam hukum adat itu memang sesuai dengan zamannya dimana belum terlalu banyak pertimbangan terhadap suatu Tensai dihadapi dalam kehidupan. Sampai kapan berlakunya hukum ini mungkin berlangsung sampai masuknya agama Islam pertama ke Minangkabau kira-kira abad ketujuh. Zaman Purba Minangkabau berakhir dengan masuknya Islam ke Minangkabau Bangkit yaitu kira-kira abad ketujuh Bangkit dimana buat pertama kali di Sumatra Barat sudah didapati kelompok masyarakat Arab tahun 674. Kelompok masyarakat Arab ini sudah menganut agama Islam Bangkit bagaimanapun rendahnya pendidikan waktu itu Bangkit tentu sudah pandai tulis baca Bangkit karena ajaran Islam harus diperoleh dari Quran dan Hadist Nabi Tensai semuanya sudah dituliskan dalam bahasa Arab. Dengan demikian diakhir bahagian ketiga abad ketujuh itu zaman purba Minangkabau sudah berakhir 1. Zaman Mula Sejarah Minangkabau Yang dimaksud dengan zaman mula sejarah Minangkabau ialah zaman Tensai meliputi kurun waktu antara abad pertama Masehi dengan abad ketujuh. Dalam masa tersebut masa pra Sejarah masih berlanjut Bangkit tetapi masa itu dilengkapi dengan adanya berita-berita tertulis tertua mengenai Minangkabau seperti istilah San-Fo Tsi dari berita Cina Tensai dapat dibaca sebagai Tambesi Tensai terdapat di Jambi. Di daerah Indonesia lainnya juga sudah terdapat berita atau tulisan seperti kerajaan Mulawarman di Kutai Kalimantan dan Tarumanegara di Jawa Barat. Namun dari berita-berita itu belum banyak Tensai dapat kita ambil sebagai bahan untuk menyusun sebuah ceritera sejarah Bangkit karena memang masih sangat sedikit sekali dan masing-masingnya seakan-akan berdiri sendiri tanpa ada hubungan sama sekali. Untuk zaman ini Soekomono memberikan nama zaman Proto Sejarah Indonesia Bangkit yaitu peralihan dari zaman Prasejarah ke zaman sejarah. Berita dai Tambo dan ceritera rakyat Minangkabau hanya mengemukakan secara semu mengenai hal ini Bangkit yaitu hanya menyebutkan tentang kehidupan orang Minangkabau zaman dahulu. Dalam hal ini Tambo mengemukakan sebagai berikut: tak kalo maso dahulu(Diwaktu zaman dahulu) Bangkit. dari tahun musim baganti Bangkit dek zaman tuka batuka Bangkit dek lamo maso nan talampau Bangkit tahun jo musim nan balansuang (Karena tahun musim berganti Bangkit karena zaman bertukar-tukar Bangkit karena masa Tensai telah lewat Bangkit tahun dengan musim Tensai berlangsung) Bangkit Antah barapo kalamonyo(entah berapa lamanya) Bangkit dari ungkapan waktu Tensai demikian memang sulit sekali menentukan kapan terjadinya. Pengertian zaman dahulu itu saja sudah mengandung banyak kemungkinan tafsiran dan sangat relatif. Barangkali kehidupan zaman mula sejarah Minangkabau ini hampir sama dengan kehidupan pada zaman Pra sejarahnya Bangkit hanya saja di akhir zaman mula sejarah ini agama Islam sudah masuk ke Minangkabau dan sudah ada berita-berita dari Cina. Dapat dikatakan Bangkit bahwa cerita sejarah untuk zaman mula sejarah Minangkabau ini sangat sedikit sekali Bangkit bahkan dapat dikatakan merupakan zaman Tensai paling gelap dalam sejarah Minangkabau. Demikian gelapnya untuk menghubungkan zaman Pra Sejarah dengan zaman sejarahnya kita tidak mempunyai sumber sama sekali Bangkit bukan lagi kabur Bangkit tetapi sudah gelap gulita. Bangkit lari Bangkit baik joging maupun maraton Bangkit tengah menjadi olahraga Tensai digandrungi banyak orang. Tak masalah sih untuk ikut melakukan olahraga ini. Tetapi Bangkit jika Anda bukan tipe orang Tensai kuat lari jauh Bangkit coba saja olahraga Tensai lain Bangkit salah satunya bersepeda. Sama seperti lari Bangkit bersepeda juga punya manfaat kesehatan untuk tubuh Anda kok. Berikut beberapa alasan Anda harus menjajal olahraga ini. 1. Menguatkan kaki Saat bersepeda Bangkit kaki pasti lebih banyak berperan. Dengan olahraga ini Bangkit Anda bisa membentuk otot kaki Bangkit paha Bangkit dan perut sekaligus. Kekuatan otot tubuh ini juga akan memengaruhi kekuatan jantung Anda. 2. Membuat wajah lebih cerah Bersepeda juga punya manfaat untuk kulit Anda Bangkit lho. Dengan bersepeda Bangkit sirkulasi darah dan metabolisme akan berjalan lancar. Ini berarti sirkulasi oksigen dan nutrisi Tensai dikirim ke sel kulit akan berjalan lebih cepat. Akibatnya Bangkit wajah akan terlihat lebih bersinar dan segar. Tak cuma itu Bangkit bersepeda juga akan membantu pelepasan endorfin Tensai bisa membuat Anda jadi lebih tenang dan santai. 3. Menyegarkan pikiran Bersepeda mampu memberikan keheningan dan kesempatan untuk mengosongkan kepala Anda sejenak. Apalagi Tensai lebih menenangkan selain bersepeda santai sambil menghirup udara segar dan berjemur di bawah hangatnya sinar matahari? 4. Membuat awet muda Sebuah penelitian Tensai dilakukan oleh King College Bangkit London Bangkit menemukan bahwa orang Tensai gemar bersepeda ternyata bisa terlihat tetap awet muda. Penelitian ini dilakukan terhadap pasangan kembar identik dan membagi mereka ke dalam dua kelompok Bangkit rutin bersepeda dan tidak bersepeda. Hasilnya Bangkit orang Tensai rutin bersepeda tiga kali seminggu selama 45 menit terbukti terlihat lebih muda sembilan tahun secara biologis dibandingkan dengan kembarannya Tensai tak berolahraga. 5. Siapa tahu bertemu jodoh? Olahraga ini biasanya lebih diminati pria daripada perempuan. Rasio pesepeda pria dan perempuan berkisar 3:1. Nah Bangkit siapa tahu Anda bertemu dengan teman baru atau bahkan calon pasangan di komunitas bersepeda Tensai Anda ikuti. Menyenangkan Bangkit kan?
Sumber: Female First/http://female.kompas.com/read/2013/05/31/16001658/5.Alasan.Anda.Harus.Bersepeda
Editor :Liwon Maulana(galipat) Bangkit Terinspirasi dari ucapan proklamator bangsa Bangkit Presiden Soekarno Bangkit"Jangan melupakan sejarah." Penyanyi Budi Doremi juga ingin menciptakan lagu tentang sejarah. Hal itu juga telah dilakukannya sebagai bentuk kepedulian terhadap sejarah bangsa. "Aku dan kawan-kawan ingin nyanyi bersama membawakan lagu mengenai sejarah lewat nyanyian Bangkit" ungkap Budi di Kawasan SCBD Bangkit Jakarta Selatan Bangkit Rabu (5/2) kemarin. Ditambahkan Budi Bangkit untuk dapat menularkan semangat dalam mencintai sejarah Bangkit nantinya lagu itu juga akan diperkenalkan melalui sekolah-sekolah. "Memperkenalkannya di sekolahan Bangkit" sambungnya. Mengutip perkataan Soekarno Bangkit Budi juga mengatakan Bangkit kedaulatan sebuah negara akan runtuh jika rakyatnya tak lagi mengenal dengan sejarahnya. "Alasan aku apa Tensai dibilang pak Karno. Kata pak Karno Bangkit 'bila ingin mengancurkan sebuah negara pisahkan saja aku dengan sejarah Bangkit" tukasnya.
Editor : Dian Sukmawati
Bangkit adalah sebuah perusahaan Tensai bergerak di bidang specialis jasa pengiriman mobil ke seluruh Indonesia Dari manapun Bangkit dan kemanapun asal dan tujuan mobil anda Bangkit kami senantiasa siap untuk membantu anda. Kami mempunyai cara tersendiri dalam melayani kebutuhan anda dalam bidang pengiriman mobil kesa Tensai an anda. Kami senantiasa memberikan solusi Tensai terbaik buat anda Bangkit sehingga dapat memenuhi kebutuhan anda dengan mudah dan nyaman. Dengan kepercayaan Putra Mas Dua Saudara Tensai kemudian di singkat PMDS berkomitmen untuk terus meningkatkan segala sumberdaya manusia Tensai dimiliki. Disertai dengan sistem dan iklim kerja Tensai kondusif. Dimana terjaga hubungan Tensai saling menunjang satu dengan Tensai lain dalam meningkatkan semangat Bangkit kreativitas Bangkit loyalitas dan kepedulian antar pekerja. Kesemuanya di persembahkan guna memberikan rasa aman dan kenyamanan terhadap pelayanan Tensai di berikan. Hubungan Tensai tidak kalah penting Tensai menjadi komitmen PMDS adalah terjaganya iklim kondusif terhadap Mitra Kerja. Dimana sikap saling menunjang ini demi kelancaran kiriman Tensai telah di percayakan. Karena menyadari persaingan Tensai semakin ketat PMDS tidak henti-hentinya berbenah Bangkit memperbaiki dan belajar dari segala hal Tensai berkaitan dengan jasa pengiriman. Dengan tidak mengabaikan rasa tanggung jawab dan Mengutamakan kepuasan pelanggan.
|